Thursday, March 19, 2015

Penduduk Lansia



Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian Lanjut Usia :

Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin). 

Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan. 

Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. 

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. 

Menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. 

Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya. 

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). 

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). 

Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :

1.      Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. 
2.      Kelompok lansia (65 tahun ke atas). 
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. 



Ciri - ciri masa tua

Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu : 
Usia lanjut merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.

Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas. Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise iu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendadapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.

Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.

Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.


Karakteristik masa tua
Menurut Butler dan Lewis (1983) serta Aiken (1989) terdapat berbagai karakteristik lansia yang bersifat positif. Beberapa di antaranya adalah: 

  1. keinginan untukmeninggalkan warisan;
  2. fungsi sebagai seseorang yangdituakan;
  3. kelekatan dengan objek-objek yang dikenal;
  4. perasaan tentang siklus kehidupan;
  5. kreativitas,
  6. rasa ingin tahu dan kejutan (surprise);
  7. perasaan tentang penyempurnaan atau pemenuhan kehidupan;
  8. konsep diri dan penerimaan diri;
  9. kontrol terhadap takdir dan
  10. orientasi ke dalam diri;
  11. kekakuan dan kelenturan.

Pekerjaan Dan Penghasilan
Menurut biro pusat statistik (1990), tingkat partisipasi angkatan kerja pada Lanjut Usia 60 hinga 64 tahun besarnya 59,9% dan pada usia 65 tahun 40,5%. Di perkotaan bahkan tingkat pengangguran penduduk lanjut usia yang berusia 65 tahun ke atas hanya 2.2%. Tingkat partisipasi angkatan kerja di pedesaan lebih tinggi darin pada diperkotaan dan pada penduduk lanjut usia pria, tingkatnya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Tingginya tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk lanjut usia ini disebakan oleh beberapa faktor, antara lain proses penuaan, struktur penduduk tingkat sosial ekonomi masyarakat yang membaik, umur harapan hidup penduduk lanjut usia yang bertambah panjang, jangkauan pelayanan kesehatan serta status kesehatan penduduk lanjut usia yang bertambah baik.

Alasan penduduk lanjut usia untuk bekerja antara lain adalah karena disebabkan oleh jaminan sosial dan kesehatan yang masih kurang. Disamping hal itu, desakan ekonomi merupakan hal yang mendorong untuk bekerja dan mencari pekerjaan.Hal ini dimungkinkan karena pada umumnya keadaan kesehatan fisik, mental dan emosional mereka masih baik. Banyak diantara mereka bekerja untuk aktualisasi diri.

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1996), jenis sektor pekerjaan yang dipilih penduduk lanjut usia diperkotaan adalah sebagai berikut :
  • Perdagangan :38,4%
  • Pertanian : 27,1%
  • Jasa : 17,3%
  • Industri : 9,3%
  • Angkutan : 3,3%
  • Bangunan : 2,8%
Sedangkan di desa sebagai berikut :
  • Pertanian : 78,9%
  • Perdagangan : 9,1%
  • Industri ; 6,3 %
  • Jasa: 4,1 %
Penghasilan yang diterima oleh angkatan kerja lanjut usia, sayangnya tidaklah tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan sakernas (1991), ternyata masih banyak amhkatan kerja lanjut usia yang menerima gaji atau upah sebanyak Rp. 10 ribu sebulan dan lebih dari separo angkatan kerja lanjut usia diperkotaan dan pedesaan menerima gaji atau upah sebesar Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu.

0 comments:

Post a Comment